Sabtu, 13 Februari 2010

kode etick

Kode Etik Pecinta Alam

KODE ETIK PECINTA ALAM

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa

Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air.
4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.

Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974

materi ( PA )

Jenis-Jenis Pendakian / Perjalanan
Olah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkat dan kualifikasinya. Seperti yang sering kita kenal dengan istilah mountaineering atau istilah serupa lainnya.
Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi sebagai berikut :

1. Hill Walking / Feel Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai. Tidak membutuhkan peralatan teknis pendakian. Perjalanan ini dapat memakan waktu sampai beberapa hari. Contohnya perjalanan ke Gunung Gede atau Ceremai.

2. Scarmbling
Pendakian setahap demi setahap pada suatu permukaan yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untuk keseimbangan. Contohnya : pendakian di sekitar puncak Gunung Gede Jalur Cibodas.

3. Climbing
Dikenal sebagai suatu perjalanan pendek, yang umumnya tidak memakan waktu lebih dari 1 hari,hanya rekreasi ataupun beberapa pendakian gunung yang praktis. Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik mendaki dan penguasaan pemakaian peralatan. Bentuk climbing ada 2 amcam. :
a. Rock Climbing
- pendakian pada tebing-tebing batau atau dinding karang. Jenis pendakian ini yang umumnya ada di daerah tropis.
b. Snow and Ice Climbing
- Pendakian pada es dan salju. Pada pendakian ini, peralatan-peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw, crampton, dll.

Teknik Dasar Pendakian / Rock Climbing

Teknik Mendaki
1. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunytai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badanya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak bias digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan berat badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir.Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
2. Friction / Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.
3. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut.
Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak.
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar (chomney). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendororng keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.

Pembagian Pendakian Berdasarkan Pemakaian Alat
Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.
Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi sipendaki benar-benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan melakukannya.
Atrificial Climbing
Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.

System Pendakian
1. Himalaya Sytle
Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang pada pendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh team, berarti pendakian itu sudah berhasil untuk seluruh team.
2. Alpine Style
Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil. Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat karena para pendaki tidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bias membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).
Teknik Turun / Rappeling
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :
Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan.
Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling

1. Body Rappel
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa panas.
2. Brakebar Rappe
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.
3. Sling Rappel

Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch.
4. Arm Rappel / Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Dalam rapelling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali. Sebelum memulai turun, hendaknya :
Periksa dahulu anchornya.
Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ke tanah).
Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.


Peralatan Pendakian
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling

Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

Prosedur Pendakian
Tahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknya dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut
Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.
Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa, agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuka lintasan yang akan dilalui oleh dirinya sendiri dan pendaki berikutnya.
b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akan dipakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan leader bila jatug. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupun memperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.
Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba pendakian.
Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus memasang achor.
Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.

Prinsip pengepakan barang dalam ransel:
Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.
Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur), ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan (seperti jaket, jas hujan, botol air) di bagian atas.
Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam panci sebagai tempat menyimpan beras. Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan pendakian adalah mengelompokkan barang menurut jenis, seperti:
- Pakaian dan kantung tidur,
- Alat memasak,
- Tenda,
- Makanan.
Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari. Sebagian besar pendaki menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap mengasyikkan.
Pengetahuan Dasar Pendaki Gunung
Dalam mendaki gunung atau menjelajah alam, pelaku juga harus memasak, makan, tidur, dan membersihkan diri. Semua dilakukan sendiri. Untuk itu, pendaki tidak dapat menghindari barang bawaan yang relatif banyak dan berat. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian? Perlengkapan seorang pendaki berupa sepatu, baju dan celana, jaket, ponco atau rain coat, dan ransel.
Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai meski membawa beban berat di medan licin, berbatu-batu, dan curam. Jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang besar, ceruk yang dalam dan memiliki tumit. Sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkeram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin, atau berbatu-batu).
Pakaian ideal saat mendaki di gunung tropis adalah yang relatif tebal dan menyerap keringat, celana yang tidak kaku dan ringan guna melindungi kaki dari goresan duri. Baju dari katun atau wool cukup ideal. Sayang bila telah basah, katun tidak mampu menghangatkan badan. Baju dari bahan sintetis semisal polyesters dan acrylics sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering.
Sementara bahan nilon sebaiknya tidak digunakan karena tidak menyerap keringat sehingga keringat akan tetap menempel di badan. Sebaliknya, nylon amat baik menahan hujan, sehingga banyak digunakan sebagai ponco. Saat mendaki, hindari pemakaian pakaian berbahan jeans. Bahan ini sukar kering dan berat saat basah. Bila mendaki medan yang dirimbuni pepohonan atau semak tinggi, di mana terpaan angin tidak kencang, hindari mengenakan jaket saat berjalan. Selain menahan keringat menempel di badan, jaket juga membuat tubuh merasa gerah karena selama berjalan suhu tubuh meningkat akibat pembakaran zat makanan untuk menghasilkan energi.
Pada saat istirahat, di sela pendakian, pembakaran berkurang. Dinginnya temperatur di pegunungan dan hembusan angin maka pendaki akan menghadapi perbedaan drastis temperatur. Oleh karena itu, saat beristirahat, sebaiknya pendaki mengenakan jaket atau sweater tebal. Bila beristirahat saat hujan, sebaiknya mengganti baju jalan yang basah dengan baju kering. Jaket sebaiknya digunakan menahan dingin di puncak atau di lokasi kemping saat akitivitas tidak segiat saat berjalan. Pilihlah jaket yang berbahan isian (down jacket). Jaket jenis ini cukup tebal dan penahan dingin yang baik.
Kelemahannya, relatif berat dan memakan banyak tempat dalam ransel. Jaket lain sebaiknya dibawa adalah yang memiliki dua lapisan (double layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan angin. Kini, teknologi tekstil sudah mampu memroduksi Gore-tex, bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki. Bahan itu memungkinkan kulit tetap “bernapas”, tidak gerah, mengeluarkan uap keringat, mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proof). Sayang, bahan ini masih mahal, rata-rata berharga di atas Rp 1 juta.
Perlengkapan vital pendakian lainnya adalah ransel. Kini banyak jenis ransel-terutama berangka dalam-dijual di pasaran. Fungsi rangka selain menyangga badan ransel tetap tegak, mencegah barang di dalamnya bergeser, dan menjaga jarak antara punggung pemakai dari ransel. Akibatnya, barang-barang keras yang dibawa tidak menyakitkan. Ransel yang baik dilengkapi tali pengatur sabuk penggendok atau sandang bahu, sandang pinggang, atau sabuk pinggang. Sabuk dan tali pengatur itu akan membuat pemakainya nyaman memanggul ransel beserta isinya.
Bila pendaki ingin membawa barang bawaan ke bahu dan punggung, kencangkan tali pengatur sandang bahu dan longgarkan sabuk pinggang. Sebaliknya, bila beban ingin ditopang punggung dan pinggang, kencangkan tali sabuk pinggang dan kendorkan tali sandang bahu. Ransel berdisain baik, bila rangka bagian bawah, saat dipakai, ada di sekitar pinggang sedang lengkungan rangka atas sesuai lengkungan tulang punggung pemakai. Ransel yang memiliki beberapa kantung di penutup atau badan, memiliki banyak keuntungan.
Barang-barang kecil seperti botol air minum, jaket, atau kamera yang sering dikeluar-masukkan selama pendakian, dapat ditaruh di situ. Dengan demikian, pendaki tidak perlu membuka-tutup dan mengacak-acak isi ruang utama ransel.
Oleh karena itu, pilihlah ransel berbahan nilon atau kanvas. Nilon selain kedap air juga ringan. Sebaliknya, kanvas relatif berat terutama pada waktu basah. Akan tetapi, kanvas lebih kuat terhadap goresan
Persiapan Mendaki Gunung
Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
Perencanaan pendakian
Hal hal yang perlu diperhatikan dlm perencanaan pendakian :
Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan
Mempelajari medan yang akan ditempuh
Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin
Pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian
Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa
Perlengkapan perjalanan
Perlengkapan dasar
Perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll
Perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda, matras dll
Perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll
Perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll
Ransel / carrier
Perlengkapan pembantu
Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K, Peta , busur drajat ,pengaris , pensil, Alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS, Jam tangan,dll.
Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel
Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya masukkan dalam kantong plastik
Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang tempat paling dalam, barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
Checklist barang barang tsb.

Macam-macam penyakit yang sering dihadapi oleh pendaki:
Hypotermia
Adalah penurunan suhu tubuh secara tidak normal, dimana dikenal sebagai dingin penyebab kematian. Hypotermia tidak ada bedanya apakah terjadi di air,hutan atau puncak gunung. Statistik menunjukkan sebagian besar kasus ini justru terjadi pada suhu yang tidak terlampau dingin dan ini C).dianggap berbahaya (0-10
Badan yang basah oleh keringat atau air hujan dan angin pada suhu tertentu dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan anda kehilangan banyak kalori.Pertolongan harus diberikan dalam 1 ½ jam setelah menggigil hebat. Bila tidak, siap-siaplah dijemput malaikat maut, wassalam.
Dehidrasi
Kekurangan cairan dalam tubuh karena sinar matahari atau air yang masuk dalam tubuh berkurang atau banyak minum air berkadar garam tinggi sehingga cairan dalam tubuh tertarik keluar.
Sun Burn
Terbakarnya kulit karena sinar sengatan matahari, biasanya pada tempat yang tinggi, lapisan udara tipis dan matahari mengandung ultraviolet yang membakar kulit

Mendaki Gunung
Mendaki gunung diperlukan persiapan yang cukup. Seringkali kegiatan latihan fisik tidak disiapkan dengan baik. Dalam mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern. Kebugaran fisik mutlak diperlukan.
Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu “tergila-gila” naik gunung. “Because it is there,” ujarnya. Jawaban itu menggambarkan betapa luas pengalamannya mendaki gunung dan bertualang.

Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. Dalam halaman awal buku pegangan petualangan yang dimiliki seluruh anggotanya tertulis, “Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung”.
Yang jelas, tidak seorang petualang alam-komunitas di Indonesia lebih senang menggunakan istilah pencinta alam-melakukan kegiatan itu dengan alasan untuk gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah “modal nekad” dalam mendaki gunung.
Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin, kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik. Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa.
Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung yaitu :
Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu.
Faktor Intern
Faktor yang berasal dari diri pendaki yang memncakup segala persiapan, dan kemampuannya faktor kedua ini yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.
Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin. Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat.
Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak. Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.
Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot.
Saking semangatnya, pendaki kerap kali ingin segera mencapai puncak, apalagi bila kegiatan itu dilakukan berkelompok. Persaingan untuk berjalan paling cepat, paling depan, dan menjadi orang pertama memijak puncak, sebaiknya ditinggalkan. Mendaki gunung yang baik justru melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu, pendaki dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga seefisien mungkin.
Bagaimanapun mendaki merupakan pekerjaan melelahkan. Selain itu, keindahan alam dan kebersamaan dalam rombongan, sering menggoda pendaki untuk banyak berhenti dan beristirahat di tengah jalan. Bila dituruti terus, bukan tidak mungkin pendakian malah gagal mencapai puncak. Karena itu, cobalah membuat target pendakian. Misalnya, harus berjalan nonstop selama satu jam, lalu istirahat 10 menit, kembali mendaki selama satu jam dan seterusnya. Lakukan hal ini hingga mencapai puncak atau hari telah sore untuk berkemah.
Pada medan perjalanan yang landai, target waktu seperti itu dapat diganti dengan target tempat. Caranya, tentukanlah titik-titik target di peta sebagai titik beristirahat.
Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan seefektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya.
Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya. Untuk menghindari beban bawaan terlalu berat, hindari membawa barang-barang yang tidak perlu. Misalnya, cukup membawa baju dan celana tiga atau empat stel meski pendakian memerlukan waktu cukup lama. Satu stel pakaian dikenakan saat berangkat dari rumah hingga kaki gunung dan saat pulang. Satu stel sebagai baju lapangan saat mendaki.
Satu stel yang lain sebagai baju kering yang digunakan saat berkemah. Rain coat dan payung dapat dicoret dari barang bawaan bila telah membawa ponco. Bila telah membawa lilin, cukup membawa batu batere seperlunya untuk menyalakan senter dalam keadaan darurat. Piring dapat ditinggal di rumah karena wadah makanan dapat menggunakan rantang memasak atau cangkir.
Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel. Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di lua ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda.
Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang. Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah). Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang pendakian harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel.

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong
3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat bivak :
Hindari daerah aliran air
Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat
Jangan terlalu merusak alam sekitar
Terlindung langsung dari angin
Mengatasi Gangguan Binatang
a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya
e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
g. Ular
Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC
Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon
Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll
IMPK (ilmu medan peta kompas)
Pendaki gunung, harus memiliki pengetahuan dasar, menyangkut navigasi darat dan peta-kompas.
Ini semua digunakan selama perjalanan di alam bebas. Selain itu, pendaki juga harus membawa sejumlah peralatan standar. Apa saja itu?
Dalam olahraga naik gunung, ada pengetahuan dasar khususnya menyangkut navigasi darat atau peta-kompas yang harus dimiliki seorang pendaki. Peralatan navigasi standar yang harus dibawa saat mendaki gunung adalah peta, kompas, dan altimeter.
Dalam arti populer, peta adalah representasi bentuk bentang bumi yang dicetak di kertas. Peta sendiri ada banyak ragamnya, sesuai keperluan. Namun peta yang bermanfaat bagi pendaki gunung adalah topografi, peta yang menggambarkan bentuk-bentuk dan kondisi permukaan bumi. Dalam melihat peta, perhatikan skala atau perbandingan jarak dengan jarak sebenarnya.

Skala peta dapat ditunjukkan dalam angka (misalnya 1:250.000) atau dalam bentuk garis.

Untuk itu, jangan menggunakan fotokopi peta yang diperbesar atau diperkecil ukurannya. Selain membingungkan penghitungan jarak, pembesaran peta tidak menunjukkan akurasi relief bumi. Ada baiknya, pendaki lebih dahulu mempelajari makna le-genda (simbol konvensional) dan kontur-garis penunjuk relief bumi-yang ada di peta. Penjelasan legenda selalu ada di bagian bawah peta.
Dengan membaca kontur, dapat dibayangkan kondisi medan sebenarnya. Garis-garis kontur bersisian rapat menunjukkan medan yang curam, bila jarang berarti medannya landai.
Lengkungan kontur yang menonjol keluar dari sebuah titik, menggambarkan punggung bukit atau gunung (ridge), sebaliknya adalah lembah.
Di lembah-lembah seperti itu biasanya ada aliran sungai. Ditambah kompas, peta merupakan alat untuk dapat menentukan posisi pendaki di gunung atau menunjukkan arah jalan.



Teknik menggunakan variasi kompas dan peta dikenal dengan cross bearing, terbagi dalam resection (menentukan posisi kita di dalam peta) dan intersection (menentukan posisi satu tempat di peta).

Resection dilakukan dengan mula-mula mencari dua titik di medan sebenarnya yang dapat diidentifikasi dalam peta seperti puncak-puncak gunung. Kedua, hitunglah sudut (azimuth) kedua obyek tadi terhadap arah utara dengan kompas. Ketiga, pindahlah ke peta. Dengan menggunakan busur derajat, letakkan titik pusat busur derajat menghimpit titik identifikasi obyek dalam peta.

Bila sudut azimuth yang diperoleh kurang dari 180 derajat, tambahkan azimuth itu dengan angka 180 derajat. Bila azimuth yang didapat dari kompas lebih dari 180 derajat, tambahkan dengan angka 180 derajat. Keempat, gunakan angka hasil perhitungan itu (dinamakan teknik back azimuth) untuk membuat garis lurus dari titik identifikasi.
Perpotongan dua garis dari dua titik identifikasi menunjukkan letak kita di dalam peta.
Menentukan titik awal perjalanan di peta merupakan hal yang penting. Di tengah perjalanan, seorang pendaki kerap tidak dapat memainkan teknik cross bearing karena faktor cuaca atau medan yang tidak memungkinkan melihat titik-titik orientasi.

Bila demikian, membandingkan keadaan medan sekitar dengan kontur peta dan merunutnya dari titik awal perjalanan, kadang menjadi satu-satunya cara menentukan posisi. Dalam keadaan seperti itu, altimeter atau piranti penunjuk ketinggian sangat dibutuhkan.

Saat ini fungsi kompas dan altimeter dapat diganti dengan GPS (Global Positioning
System/piranti canggih menggunakan sinyal satelit). Dengan alat itu, pendaki dapat
mengetahui kedudukannya dalam lintang dan bujur (koordinat) bumi. Pemakainya tinggal mencari besaran koordinat di peta. Bahkan GPS model mutakhir dapat menyimpan rekaman gambar peta melalui CD-Rom. Dengan begitu, pendaki bisa mengabaikan peta karena peta sekaligus tersaji di layar monitornya.

A. Pengetahuan Dasar Navigasi Darat
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering
berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.
1. Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan
permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan
perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan
tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya
sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
รข€¢ Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian
sama diatas permukaan laut.
Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut dibuat untuk
memudahkan pembaca menganalisa peta.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

2. Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
a. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus
dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat,
menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama.

Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30?), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60?).
b. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik
acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke
timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1mm).

Hijaukan bumi dan hutan untuk

proposal pecinta alam

PROPOSAL PENGAJUAN
KEGIATAN DIKLATSAR PRAPALA SKAR AYU
( Pendidikan dan Latihan Dasar )
SMP NAHDLATUL ULAMA KARANGANYAR PASEKAN
GUGUS DEPAN 141.003 – 142.004
A. PENDAHULUAN

Karena pada dasarnya di dlm gerakan pramuka memiliki sesuatu pendidikan searct and ressuert anggota pramuka yang sesuai dengan tingkatan di gugus depan`y, maka Dewan Penggalang periode 2008/2009 bermaksud mengadakan Perdiklatsar pram. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja gugus depan 141.003 – 142.004.
Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menanamkan jiwa kepramukaan sekaligus keberanian. kepada peserta Diklatsar Skarayu. Sehingga dengan adanya Diklatsar Skarayu ini, semoga kelas dua yang menjadi anggota pertama PRAPALA SKARAYU di Smp NU Karanganyar bisa menjadi anggota yang benar-benar sesuai dengan cita - cita atau harapan tersebut. Kami sangat berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan kegiatan ini antara lain :
1. Melatih dan meningkatkan kemandirian dan kedisiplinan;
2. Menanamkan jiwa kepramukaan dan cinta alam,
3. Menjadikan Prapala Skarayu yang kreatif, inofatif, dan inisiatif.

C. DASAR KEGIATAN
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga gerakan pramuka;
2. Program Kerja Gugus Depan SMP Nahdlatul Ulama Karanganyar
3. Hasil rapat calon Peserta Diklat tanggal 22 maret 2010

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini akan kami laksanakan pada :
Hari : Jum`at – Sabtu – Minggu
Tanggal :
Tempat :

E. PESERTA KEGIATAN
Siswa anggota pram : 30 orang
Pembina : 4 orang
Undangan Kelas IX : 20 orang
Panitia : 6 orang
J u m l a h : 59 orang






F. ANGGARAN BIAYA





1. PEMASUKAN


A. Swadaya Sekolah Rp.
B. Peserta Rp.70.000,00 x 30 Rp. 2.100.000,00
C. Swadaya kelas IX Rp.20.000,00 x 20 Rp. 400.000,00
J u m l a h Rp. 2.500.000,00



2. PENGELUARAN


Kegiatan Rp. 550.000,00
Dokumentasi Rp. 200.000,00
Konsumsi Rp. 400.000,00
Peralatan Rp. 200.000,00
Transportrasi Rp. 1000.000,00
Tiket Lokasi Rp. 300.000,00
Lain – lain Rp. 250.000,00
J u m l a h Rp. 2.900.000,00


G. SUSUNAN PANITIA



Ka. Mabigus :

Pembina :

Ketua Pelaksana :

Wakil Ketua :

Bendahara :

Kordinator bidang :


 Sie. Perlengkapan :

 Sie. Kesehatan :

 Sie. Konsumsi :

 Sie. Dokumentasi :



H. JADWAL KEGIATAN
(Terlampir)


I. RUTE WIDE GAME
(Terlampir)







J. PENUTUP

Demikian perencanaan kegiatan yang kami buat. Besar harapan kami agar kakak Pembina dapat mengabulkan permohonan kami. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan. Juga dapat memberikan hal positif bagi peserta didik.

































Lampiran 3
JADWAL KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
……. - 13.30
13.30 - 14.00
14.00 - 15.00
15.00 - 16.00
16.00 - 16.15
16.15 - 17.15
17.15 - 18.00
18.00 - 19.30
19.30 - 20.00
20.00 - 23.00
23.00 - 01.30
Peserta datang
Chek In
Upacara Pembukaan

01.30 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.30 - 06.30
06.30 - 07.00
07.00 - 07.15
07.15 - 11.00
11.00 - 11.30
11.30 - 12.00
12.00 - 12.30
12.30 - 13.00


01.30 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.30 - 06.30
06.30 - 07.00
07.00 - 07.15
07.15 - 11.00
11.00 - 11.30
11.30 - 12.00
12.00 - 12.30
12.30 - 13.00
13.00 - 14.00












GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 141.003 – 142.004
SMP NAHDLATUL ULAMA KARANGAYNAR
Jl. Karanganyar No. 01 (B) Pasekan Indramayu Telp. (0234)276166

Nomor : …./141.003 – 142.004/PERDIKLATSAR/IV/08
Lampiran : -
Perihal : PEMBERITAHUAN


Kepada Yth.

Ka, MABIGUS 141.003 – 142.004

Di,

T e m p a t


Dengan hormat,

Kami memberitahukan bahwa Dewan Penggalang Gugus Depan 141.003 – 142.004 SMP NAHDLATUL ULAMA Karangaynar akan mengadakan kegiatan Diklatsar Skarayu. yang akan dilaksanakan pada :

H A R I :
T A N G G A L :
T E M P A T :

Demikian Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.






















GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 141.003 – 142.004
SMP NAHDLATUL ULAMA KARANGAYNAR
Jl. Karanganyar No. 01 (B) Pasekan Indramayu Telp. (0234)276166
Nomor : …./141.003 – 142.004/PERDIKLATSAR/IV/08
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Izin

Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas VIII
Di
T e m p a t

Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa anggota Pramuka Gugus Depan 141.003 – 142.004 Smp Nahdlatul Ulama Karangaynar akan mengadakan kegiatan Diklasar Prapala Skarayu dalam kegiatan Perintisan anggota Prapala Skarayu, yang akan dilaksanakan pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat :

Untuk mendukung acara tersebut, tiap anak diwajibkan untuk membayar iuran Sebesar Rp70.000,00 dapat di Angsur dari Sekarang s/d 14 maret 2010. anggaran tersebut untuk sebagai Berikut :

 Makan 4 x Sehari : Rp. 30.000,-
 Tiket Lokasi : Rp. 7.000,-
 Transportrasi : Rp. 10.000,-
 Badge Anggota Prapala Skarayu : Rp. 10.000,-
 P3K : Rp. 13.000,-
T o t a l : Rp. 70.000,-

Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Demikianlah Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.






Nama :
Kelas :
( MENGIJINKAN / TIDAK MENGIJINKAN *)
Anak kami mengikuti kegiatan persami tersebut.
Hormat kami,

___________


*) Coret yang tidak perlu





















































GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 16 Juli 2008
Lampiran : -
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas XI
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Penerimaan Siswa Baru (PSB), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 2-3 Agustus 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Erlinda Zuniarti
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 16 Juli 2008
Lampiran : -
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas XII
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Penerimaan Siswa Baru (PSB), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 2-3 Agustus 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Erlinda Zuniarti
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Und/08 Temanggung, 16 Juli 2008
Lampiran : -
Perihal : Undangan
Kepada :
Yth. Kakak………
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Penerimaan Siswa Baru (PSB), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 2-3 Agustus 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami mengharap kedatangan Kakak dalam acara tersebut. Demikianlah Undangan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Erlinda Zuniarti
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 16 Juli 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Kepala Desa…….
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Penerimaan Siswa Baru (PSB), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 2-3 Agustus 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami memohon ijin untuk melewati Desa Bapak/Ibu sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Demikian Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Erlinda Zuniarti
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : 2 Lembar
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Pembina
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Demikian Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas X
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk mendukung acara tersebut, tiap anak diwajibkan untuk membayar iuran sebesar Rp 10.000,00 (untuk makan, badge, dll). Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Permohonan ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
SURAT IJIN ORANG TUA
Dengan ini kami selaku orang tua dari :
Nama :
Kelas :
Mengijinkan/tidak mengijinkan *) anak kami mengikuti kegiatan persami tersebut.
Hormat kami,
*) Coret yang tidak perlu ___________
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas XI
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas XII
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Und/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Undangan
Kepada :
Yth. Kakak………
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami mengharap kedatangan Kakak dalam acara tersebut. Demikianlah Undangan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Kepala Desa…….
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami memohon ijin untuk melewati Desa Bapak/Ibu sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Demikian Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 28 Oktober 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin Melintas
Kepada :
Yth. Kapolres
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Pengambilan Tanda Penegak, yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 1-2 November 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami memohon ijin untuk melewati jalan raya sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Demikian Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
Dini Saputri Gustina Ratna Ningrum
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 10 Juni 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Latihan Dasar Manajemen Kepramukaan (LDMK), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin-Kamis
Tanggal : 23-26 Juni 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Demikianlah Surat Permohonan ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
M. Ulva Khasanah Margo Utomo
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
SURAT IJIN ORANG TUA
Dengan ini kami selaku orang tua dari :
Nama :
Kelas :
Mengijinkan/tidak mengijinkan *) anak kami mengikuti kegiatan persami tersebut.
Hormat kami,
*) Coret yang tidak perlu ___________
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 10 Juni 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Orang Tua/Wali Kelas XII
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Latihan Dasar Manajemen Kepramukaan (LDMK), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin-Kamis
Tanggal : 23-26 Juni 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami berharap agar Bapak/Ibu berkenan mengijinkan Putra/Putrinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Demikianlah Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
M. Ulva Khasanah Margo Utomo
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Perm/08 Temanggung, 10 Juni 2008
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin
Kepada :
Yth. Kepala Desa…….
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Latihan Dasar Manajemen Kepemimpinan (LDMK), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin-Kamis
Tanggal : 23-26 Juni 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami memohon ijin untuk melewati Desa Bapak/Ibu sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Demikian Surat Permohonan Ijin dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
M. Ulva Khasanah Margo Utomo
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Und/08 Temanggung, 10 Juni 2008
Lampiran : -
Perihal : Undangan
Kepada :
Yth. Kakak………
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Latihan Dasar Manajemen Kepemimpinan (LDMK), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin-Kamis
Tanggal : 23-26 Juni 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Untuk itu kami mengharap kedatangan Kakak dalam acara tersebut. Demikianlah Undangan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
M. Ulva Khasanah Margo Utomo
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN 531/532
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung Telp. (0293) 491609
Nomor : …./531/532/DP/Pemb/08 Temanggung, 10 Juni 2008
Lampiran : 2 Lembar
Perihal : Pemberitahuan
Kepada :
Yth. Pembina
Di Tempat
Dengan hormat,
Kami memberitahukan bahwa Dewan Penegak Gugus Depan 531/532 SMK N 2 Temanggung akan mengadakan kegiatan persami dalam rangka Latihan Dasar Manajemen Kepemimpinan (LDMK), yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin-Kamis
Tanggal : 23-26 Juni 2008
Tempat : SMK N 2 Temanggung
Jl. Kartini No. 34 B Temanggung
Demikian Surat Pemberitahuan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sanggar Kerja Pelaksana
Ketua Dewan Penegak Ketua Panitia
M. Ulva Khasanah Margo Utomo
Mengetahui,
Ka. Mabigus Mabigus
Drs. Hendro Martono Drs. Suroso
JADWAL KEGIATAN
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
…….-13.30 Peserta datang Sabar, Renita, Gustina, Ruwami
13.30-14.00 Chek In Sabar, Renita, Gustina, Ruwami
14.00-15.00 Upacara Pembukaan Panitia
15.00-16.00 Lomba Kreasi Masak Panitia
16.00-16.15 Ishoma Suranti, Eri
16.15-17.15 Out Bond Panitia
17.15-18.00 MCK Panitia
18.00-19.30 Isho Suranti, Ruwami
19.30-20.00 Dinner Panitia
20.00-23.00 Upacara Api Unggun dan Pensi Panitia
23.00-01.30 Sleeping Panitia
01.30-04.30 Giat Malam Panitia
04.30-05.00 Sholat Subuh Eri, Rindi
05.00-05.30 OR Erlinda, Anis, Ruwami
05.30-06.30 MCK Panitia
06.30-07.00 Breakfast Panitia
07.00-07.15 Persiapan Wide Game Panitia
07.15-11.00 Wide Game Panitia
11.00-11.30 MCK Panitia
11.30-12.00 Baksos Panitia
12.00-12.30 Sholat Luhur Eri, Sabar
12.30-13.00 Lunch Panitia
13.00-14.00 Upacara Penutup Panitia
14.00-…… Sayounara Panitia
Materi Panjat Tebing
Agustus 14, 2007 · & Komentar

Mohon maaf berhubung buru-buru saya belum sempat mengedit materi yang saya publish ini

Macam-macam Climbing
Climbing terbagi 5 macam yaitu
1) Bouldering
Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk pemanjatan pada medan yang lebh tinggi.
2)Aid Climbing / Artifical Climbing (Direct Aid Climbing)
Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan menggunakan alat yang selengkap-lengkapnya
3) Bigwall Climbing (Indireck Aid Climbing)
Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak dengan maksimal ketinggian 5 meter.
4) Free Climbing
Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.
5) Free Soloing Pemanjatan ini biasanya dilakukan oleh master-master climbing karena memerlukan pengetahuan tentang climbing lebih jauh dan pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-tebing yang tinggi
2.2 Latihan Fisik
Seorang climber biasanya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan pemanjatan. Latihan fisik yang biasanya dilakukan diantaranya:
1) Push up
(min 100x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih jari agar lebih kuat dalam memegang point.2)
Full up (min 15x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih otot tangan .3)
Sit up (min 75x dalam satu waktu),
kegunaannya yaitu untuk melatih otot perut.4) Lari kegunaanya untuk melatih kaki agar tidak kram saat melakukan pemanjatam
5) Jumping jack2.3 Peralatan Climbing1) TaliTali dibagi 2 macam Tali serat alam (tali dadung)
Tali serat sintetis
Tali serat sintetis menjadi dibagi 2 yaitua. Tali Hau serlaid (terbuat dari nilon)
b. Tali Kern mantel, tali ini dibagi 2 bagian yaitu bagian mantel biasanya bagian ini terbuat dari kain khusus dan bagian inti yang umumnya bagian ini terbuat dari serabut-serabut nilon.
Tali kern mantel ada 3 jenis yaitu:

a. Dinamis, tali ini lentur dengan daya regang sekitar 30 % biasa digunakan untuk climbimg

b. Statis, tali ini kurang lentur dan daya regang sekitar 15% biasa digunakan untuk rappelling.


c. Semi, daya regang antara dinamis dan statis dapat digunakan untuk climbing maupun rappelling.
Cara perawatan tali

1. Usahakan tali jangan terlalu banyak terkena sinar matahari
2. Jaga tali jangan sampai tergesek benda tajam
3. Cuci tali kemudian keringkan di tempat yang tidak terlalu panas

4. Bila sudah kering gosok tali dengan menggunakan lilin
Hal yang dapat merusak tali

1.Tergesek benda tajam

2.Terlalu banyak terkena sinar matahari

3.Pemakaian yang tidak selayaknya, missal:tali dinamis dipakai untuk rappeling
2) Carabiner
Carabiner adalah pengaman pemanjat berupa cincin kail yang meyambungkan raner dengan badan climber yang dipasang pada harness.

Bahan-bahan carabiner:

1. Besi Baja
2. Campuran alumunium Jenis pinti carabiner:

1.Memakai kunci (screw gate,), carabiner jenis ini lebih aman tapi sulit untuk dipasang atau dilepas
2.Tanpa kunci, carabiner ini lebih mudah untuk dipasang dan dilepas tapi keamanannya tidak seperti carabiner screw gate.
3) HarnesYaitu pengaman yang dipakai oleh climber
Jenisnya yaitu:-sit harness
-full boby (body harness)4) SlinkSlink yaitu tali penggabung carabiner
Slink ada 2 macam yaitu:

a slink pita dapat digunakan untuk menyambung carabiner

b.slink prusik5) Raner
Raner yaitu gabungan antara carabiner dan slink6)
Sepatu Panjat
Sepatu panjat biasanya terbuat dari karet mentah, bagian depan dari sepatu panjat ini lebih keras agar kaki climber tidak sakit.7) Webing
Webing biasanya digunakan untuk pengaman badan climber pengganti harness yang umumnya terbuat dari nilon.
Kapasitas menahannya sekitar 4000 pon dan kekuatan menahannya tergantung dari simpulnya. 8) Piton
Piton biasanya digunakan pada saat memanjat tebing alam fungsinya sebagai pengaman pemanjatan pengganti raner yang digunakan pada bongkahan-bongkahan batu.9) Cok
Cok bermacam-macam bentuknya, diantaranya bentuk persegi empat dan persegi enam. Bentuk segi empat panjangnya dari ½ cm-1 ½ cm dipasang pada bongkahan-bongkahan tebing, segienam ukuran panjangnya 2cm-5cm. Tali cok terbuat dari baja. Keuntungan menggunakan cok sebagai raner pada bongkahan-bongkahan batu ditebing adalah dapat dilepas kembali dengan menggunakan alat pembukanya.
10) Figure of eight Digunakan pada biley/ rappelin
11) Glops
Sarung tangan yang biasa dipakai oleh biley/ rappeling untuk menghindari gesekan langsung ke tali.12) Helmet

Helmet digunakan sebagai pelindung kepala climber
13)Chock Bag
Digunakan sebagai pengemas chock(magnesium) yang fungsinya untuk tangan dan kaki agar tidak licin ssat memanjat.
14) Stik Plan

Digunakan sebagai duscander untuk menuruni tebing umumnya terbuat dari alumunium
15) Rock Bandering
Pada zaman dahulu sering digunakan untuk mengemas peralatan panjat, tapi sekarang sudah tidak dipakai karena telah ditemukan harness untuk membawa peralatan panjat.
16)Ascander
Ascander digunakan untuk naik diudara(bukan pada tebing) dapat juga digunakan untuk menaiki tebing yang posisinya vertical.17)Discander
Discander digunakan untuk turun dengan menggunakan tali bukan pada tebing.
18) Pulley
Pulley digunakan untuk mengangkat peralatan dari bawah kepuncak tebing, bentuknya seperti katrol kecil dan terbuat dari campuran beton dan alumunium.
2.4 TEKNIK PEMANJATAN
A.
Kategori pemanjatan berdasarkan kondisi permukaan tebing
:Face climbing
Fristion Climbing
Fissure Climbing

B. Tumpuan

Tumpuan tangan
Tumpuan kaki
C. Gerakan


1. pemilihan jalur


2. keseimbangan dan koordinasi
3. penyesuaian tubuh terhadap tumpuan
4. penghematan energi dan istirahat
5. Traversing
6. janning, crack climbing, cinney7. mantlehelp8. ‘ v ‘ dan operhang
9. climbing down 2.5 BILEY
Biley adalah orang yang menentukan keselamatan dari climber oleh karena itu seorang biley harus berkonsentrasi penuh untuk menghindari kecelakaan pada climber. Maka dari itu dibutuhkan komunikasi dan kekompakan yang baik antara climber dan biley.
2.6 TEKNIK PEMASANGAN
Dalam pemasangan instalasi climbing, tali tidak boleh terkena / tergesek tebing langsung karena dapat merusak tali oleh karena itu diperlukan carabiner da slink untuk mengikat tali. Pemasangannya harus tepat dan benar untuk menghindari kecelakaan dan untuk memberikan rasa aman, nyaman pada saat pemanjatan.

packing to carriel

jk kta ingn mengadakan suatu pendakian atau expedisi..............( klick di sini )